Belajar Kejujuran Berniaga Ala Rasulullah
![]() |
dok. pribadi/Mahasiswa yang hendak pulang usai mengikuti kajian |
Semarang, Gunungpati – Kamis (19/10) para pemuda dan pemudi telah memadati bangku-bangku panjang di sebuah saung Santrendelik. Tepatnya di Jalan Kalialang Lama No. 44 Sukorejo, Gunungpati.
![]() |
dok. pribadi/ keramaian di santrendelik |
Saung berbentuk joglo tersebut didekorasi semenarik dan senyaman mungkin. Lampu-lampu taman, bangku-bangku panjang berwarna oranye dan kuning, pohon-pohon berhiaskan lampu, dan iringan musik untuk menambah suasana makin akrab dan santai.
Malam itu Yayasan Santrendelik Kampung Tobat mengadakan pengajian bergaya nongkrong anak muda dengan kemasan jauh dari kata serius.
![]() |
dok. pribadi/ Ustad Awaludin mengkaji DKI |
Santrendelik memang rutin menyelenggarakan pengajian bagi anak-anak muda tiap malam Jumat. Pembicara yang dihadirkan beragam, dari Ustadz terkenal hingga budayawan.
Malam itu mengambil tema “Trending Topik Program Baru DKI: Dagang Karena Ilahi”.
Forum yang diisi oleh Ustadz Awaludin Pimay ini tak lain menjelaskan tentang cara-cara Rasulullah SAW berdagang. Sifat jujur dan kebijaksanaannya, kecerdasannya dalam berniaga, dan berbagai cerita para sahabat dalam berdagang diuraikan secara menarik. Soal halal, haram, dan riba pun tidak luput dari bahasan ini.
![]() |
dok. pribadi/ suasana santrendelik yang bentuk bangunannya mirip pendopo |
Makin malam acara makin menarik dengan selingan hiburan puisi dan musik. Peserta pun makin bertambah banyak.
“Ketika kita menentukan profesi sebagai pedagang, niatnya harus lurus, karena di dalam Al Quran sesungguhnya jual beli itu hampir mirip dengan riba dalam artian bisa mendekati riba. Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Jadi perlu diketahui, berdagang atau berniaga dan riba itu bedanya hanya setipis kulit bawang," tegasnya.
![]() |
dok. pribadi/ suasana santrendelik |
Ada lima mahasiswa yang bertanya dalam forum tersebut, mereka adalah Annisa, Aditya, Ryan, Lestari, dan Khofifah. Masing-masing memiliki pertanyaan yang variatif dan semuanya dijawab oleh Ustadz Awaludin secara menggelitik.
Selama mengikuti kajian diskusi ini santrendeliker bebas bertanya, bercerita dengan ekspresi dan sesekali mengundang tawa. Khas santrendelik telah membaur kepada kaum muda.
Di akhir kajian, ditutup dengan doa majelis ilmu. Satu per satu peserta meninggalkan acara dan kembali pulang.
“Kunci sukses itu diibaratkan ketika di suatu kampung semua penduduknya bekerja memancing ikan, Anda jangan memancing tapi jadilah penjual cacing, cacing adalah umpan ikan, jadi harus disurvei dulu lokasinya sesuai kebutuhan masyarakat, harus membuat terobosan tampil beda, ini adalah tips berniaga," pungkas Ustadz Awaludin sambil menutup ceramahnya.
Kartika Sekar P.
Mahasiswa Kurikulum dan Teknologi Pendidikan 2015
0 Response to "Belajar Kejujuran Berniaga Ala Rasulullah"
Posting Komentar