Bazar Unnes: Ajang Unjuk Gigi Produk Rumahan
Pengunjung mengunjungi stand bazar Unnes. [Doc. BP2M] |
Winny menawakan sepatu rajut. [Doc. BP2M] |
Produk yang ditawarkan dalam bazar tersebut merupakan hasil produk yang dibuat sendiri oleh penjualnya. Salah satu penjual bazar tersebut yakni, Winny. Ia merasa terbantu dengan adanya bazar Unnes karena bisa mempromosikan sepatu rajut hasil kerajinan tangannya. “Banyak pengunjung bazar yang memesan sepatu rajut kepada saya. Terlebih hasil kerajinan rajut memang sedang dicari saat ini,” ujar Winny, (01/03).
Wanita yang mengaku belajar merajut secara otodidak ini mengatakan bahwa berjualan sepatu rajut bukan usaha yang berisiko, mengingat kebanyakan pelanggannya memesan produknya melalui daring sehingga tidak perlu menyetok barang untuk dijual.
Komunitas Dharma Wanita menjajakan produknya. [Doc. BP2M] |
Bazar Unnes yang diselenggarakan Selasa (01/03) dimanfaatkan pula oleh Dharma Wanita Fakultas Teknik memperkenalkan produknya berupa makanan dan minuman. “Produk yang kami jual merupakan produk hasil praktik bersama ibu-ibu PKK. Selain makanan dan minuman, kami juga praktik membuat kerajinan tangan lain diantaranya tempat tisu, tas, dan dompet,” jelas Heni Suroso, anggota Djarma Wanita Fakultas Teknik. Heni Suroso mengungkapkan makanan dan minuman yang dijajakan di bazar Unnes terjual banyak, bahkan beberapa diantaranya empek-empek dan jus buah terjual habis. [Yunita, Dian]
0 Response to "Bazar Unnes: Ajang Unjuk Gigi Produk Rumahan"
Posting Komentar